Aku menjerit dalam hati ketika kesakitan ini datang, aku menangis dalam batin tak berharap banyak orang yang tahu laraku. Aku salah satu orang penderita kelainan yang bisa di bilang aku cacat. Aku mengalaminya sejak aku lahir, bukan salah Mamahku bukan salah Ayahku!
Tapi aku tak suka jika mereka mulai menggunjingku, meremehkanku dan membicarakan kecacatanku. Aku pernah dalam keadaan hampir depresi. Aku mengurung diri di kamar, meratapi perbedaan fisikku dengan teman-temanku yang sempurna. Aku benar-benar ingin sempurna seperti mereka, tak ingin mengalami seperti ini. Aku benar-benar hanya ingin sendiri setelah mengetahui ini.
Sabtu ini aku pergi untuk kembali chek up ke Dokter. Aku berkata: "Dokter, apa hanya aku yang mengalami in?". Tak lama Dokter menjawab: "Tidak, namun hanya sedikit orang saja yang mampu merasakan rasa sakitmu, berbanggalah kamu berbeda."
Aku berkata lagi: "Haruskah aku bangga dengan keadaan seperti ini dok, merengek keakitan, aku tak sempurna, aku tak ingin dok.". Dokter berkata: "Memangnya ada manusia yang ingin sakit? Tuhan pasti punya rencana lain di balik ini semua, pasti ada hikmahnya. Tenang, kamu tidaklah sakit, tatapi kamu spesial, kamu mahluk pilihan TuhanMu"
Aku mencerna perkataan dokter tersebut, bahwa "Aku tidak sakit, aku spesial". Sejak hari itu aku menjalani kegiatanku seperti biasanya, bahkan lebih semangat dari hari kemarin. Tak lagi memedulikan cibiran orang lain, tak lagi memerhatikan segala perkataan kotor mereka tentang diriku.
Disini aku menjalani apapun yang sudah di takdirkan Tuhan, aku tak berambisi mengubahnya, aku mensyukuri.
Bukankah mereka yang menggunjing tak mengerti yang kurasakan? Tak mengalami yang kualami?
Aku benar-benar merasakan sakitnya pada bagian kecacatanku ini, aku benar-benar mengalami ada bagian tubuhku yang tak sempurna, tapi sempurna itu hanya milik Tuhan, aku sadar.
Aku hanya berdo'a kepada Tuhan, agar sakit ini biar aku saja yang mengalami, yang merasakan, jangan mereka. Terlalu kasihan untuk mereka menahan sakitnya, jangan buat mereka yang menggunjingku meringkih kesakitan dengan segala penyakit yang menyusahkan.
Biarkan ketidaksempurnaan ini untuk bahan pelajaranku dan umatMu Tuhan, biar mereka mengetahui dan menyadari kesempurnaan adalah milikmu, biar mereka mengerti betapa adilnya Engkau, memberi kekurangan dan kelebihan terhadap setiap hambaMu.
Aku menerima takdirmu Tuhan, kan ku jalani sekuat dan semampuku. Karena aku tak sakit, aku spesial. Itu motivasiku untuk sembuh Tuhan, izinkan dan beri jalan untuk kesembuhanku Tuhan...
Jumat, 13 Desember 2013
Kamis, 12 Desember 2013
PRIA DENGAN GIGI GINGSUL :)
Namanya ada di hati ini, ceritanya menjiwai seluruh kehidupanku. Dia temanku, teman sejak aku memasuki bangku SMK. Selama ini dia bergelut di hati, tersimpan dan tertata rapih di jiwa ini. Ya aku mencintainya :') Aku mencintai dia, lelaki sholeh dengan ribuan cahaya yang mengkilaukan, lelaki manis dengan gingsul yang terpasang di giginya, lelaki menggemaskan dengan ribuan tingkah anehnya. Bagaimana tidak aku menyukainya? Sapaan yang ramah, canda tawa yang terlukis di bibirku, hingga salah tingkah yang tercipta di diriku itu semua karenanya, ia yang melakukan.
Seharusnya rasa ini tak lebih dari teman, hati ini tak terbuka untuk pria itu, dan tubuh ini tak siap untuk jadi pelukannya, tapi aku tak bisa melakukuan itu. Rasa ini semakin tumbuh dan siap di panen olehnya, hati ini terbuka lebar bagai tempat persinggahan lelahnya, dan tubuh ini bersedia menjadi pelukan tempat suka, duka dan laranya. Aku mencintainya. Dia tidak tahu akan rasaku ini, kita terlalu lama berteman, terlalu lama menghabiskan hari-hari dengan kesibukan masing-masing, terlalu lama berdiam, terlalu lama menunggunya.
Semua angan dan harapanku mungkin akan semu untuk terwujud, dia sosok lelaki yang di kagumi banyak wanita, dan aku hanyalah salah satu dari wanita-wanita tersebut, dan aku tak punya kelebihan, selain cinta. Bahkan setiap pertemuan kita, ku rasa dia hanya menyapaku sebagai teman, tak terlihat dari matanya sapaan cinta. Tak mungkin aku memberitahunya, tapi.. aku ingin dia tahu rasa ini.
Oh Tuhan, aku telah lama menyimpan rasa ini, telah lelah namun ku tak berhenti. Tapi betapa pengecutnya aku. Begitukah? Ya memang. Karena aku telah mencintainya diam-diam, mengaguminya dari kejauhan dan tak bisa ungkapkan rasa ini. Dia pun hatinya tak seperti yang ku harapkan, tidak peka. Aku yakin dia tidak pernah tau rasa yang sesungguhnya tersimpan karena aku pandai menyimpannya.
Tapi Tuhan.. Aku tak kuasa menahan cemburu saat ia bersama wanita lain, saat wanita lain mengakui mengagumi sosoknya. Aku juga ingin menghabiskan hari-hariku bersama orang yang tepat, aku lelah berkali-kali mengorbankan perasaanku sendiri. Bersama dia.. Pria dengan gigi gingsul :')
Pertama kalinya aku jatuh cinta kepadanya, aku selalu meluangkan waktuku untuk 2 kali ke Mushola saat di Sekolah. Selalu menengok ke arah kelasnya, berharap dia sedang memandangiku juga. Namun.. kita mempunyai sudut yang berbeda, jika aku menempatkan sudutku untuk menatapnya malah dia menempatkan sudutnya untuk urusan yang lain.
Oh Tuhan... Tak mungkin ku berbohong padamu. Aku memang tak kuasa menatapnya. Sesekali sudut pandangan dia tepat untukku aku malah memalingkan wajahku.
Tak mengerti lagi aku harus bagaimana. Terlalu lama memendam rasa ini juga membuatku lelah. Sampaikan rasa ini Tuhan, beri dia hidayah untuk mengintip sedikit rasaku yang tersimpan rapih. Tunjukan padanya bahwa ada peri kecil yang mampu mengisi dan menghiasi hatinya, tunjukan padanya bahwa rasa ini benar-benar tulus lebih dari kata suka dan kagum tapi, cinta.
Aku yakin tujuan Engkau ciptakn milyaran bintang adalah karena bintang-bintang itu akan Engkau beri untuk umatMu. Aku yakin suatu saat aku akan memetik bintang yang tepat, yang memang untukku, tidak tertukar dengan bintang orang lain.
Seharusnya rasa ini tak lebih dari teman, hati ini tak terbuka untuk pria itu, dan tubuh ini tak siap untuk jadi pelukannya, tapi aku tak bisa melakukuan itu. Rasa ini semakin tumbuh dan siap di panen olehnya, hati ini terbuka lebar bagai tempat persinggahan lelahnya, dan tubuh ini bersedia menjadi pelukan tempat suka, duka dan laranya. Aku mencintainya. Dia tidak tahu akan rasaku ini, kita terlalu lama berteman, terlalu lama menghabiskan hari-hari dengan kesibukan masing-masing, terlalu lama berdiam, terlalu lama menunggunya.
Semua angan dan harapanku mungkin akan semu untuk terwujud, dia sosok lelaki yang di kagumi banyak wanita, dan aku hanyalah salah satu dari wanita-wanita tersebut, dan aku tak punya kelebihan, selain cinta. Bahkan setiap pertemuan kita, ku rasa dia hanya menyapaku sebagai teman, tak terlihat dari matanya sapaan cinta. Tak mungkin aku memberitahunya, tapi.. aku ingin dia tahu rasa ini.
Oh Tuhan, aku telah lama menyimpan rasa ini, telah lelah namun ku tak berhenti. Tapi betapa pengecutnya aku. Begitukah? Ya memang. Karena aku telah mencintainya diam-diam, mengaguminya dari kejauhan dan tak bisa ungkapkan rasa ini. Dia pun hatinya tak seperti yang ku harapkan, tidak peka. Aku yakin dia tidak pernah tau rasa yang sesungguhnya tersimpan karena aku pandai menyimpannya.
Tapi Tuhan.. Aku tak kuasa menahan cemburu saat ia bersama wanita lain, saat wanita lain mengakui mengagumi sosoknya. Aku juga ingin menghabiskan hari-hariku bersama orang yang tepat, aku lelah berkali-kali mengorbankan perasaanku sendiri. Bersama dia.. Pria dengan gigi gingsul :')
Pertama kalinya aku jatuh cinta kepadanya, aku selalu meluangkan waktuku untuk 2 kali ke Mushola saat di Sekolah. Selalu menengok ke arah kelasnya, berharap dia sedang memandangiku juga. Namun.. kita mempunyai sudut yang berbeda, jika aku menempatkan sudutku untuk menatapnya malah dia menempatkan sudutnya untuk urusan yang lain.
Oh Tuhan... Tak mungkin ku berbohong padamu. Aku memang tak kuasa menatapnya. Sesekali sudut pandangan dia tepat untukku aku malah memalingkan wajahku.
Tak mengerti lagi aku harus bagaimana. Terlalu lama memendam rasa ini juga membuatku lelah. Sampaikan rasa ini Tuhan, beri dia hidayah untuk mengintip sedikit rasaku yang tersimpan rapih. Tunjukan padanya bahwa ada peri kecil yang mampu mengisi dan menghiasi hatinya, tunjukan padanya bahwa rasa ini benar-benar tulus lebih dari kata suka dan kagum tapi, cinta.
Aku yakin tujuan Engkau ciptakn milyaran bintang adalah karena bintang-bintang itu akan Engkau beri untuk umatMu. Aku yakin suatu saat aku akan memetik bintang yang tepat, yang memang untukku, tidak tertukar dengan bintang orang lain.
Langganan:
Komentar (Atom)